Penyakit bartonellosis merupakan penyakit pada kucing yang bersifat zoonosis yang artinya dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Kucing sendiri adalah hewan kesayangan yang mempunyai hubungan dekat dengan manusia. Terlibat dalam kegiatan keseharian, teman bermain, hewan kesayangan adalah beberapa dari peran kucing dalam hubungannya dengan manusia. Di kalangan anak-anak hewan kucing merupakan hewan kesayangan yang dapat dijadikan teman bermain.
Bartonellosis pernah dilaporkan pada tahun 1980 dan dikenal dengan nama cat-scratch disease. Selama beberapa tahun penyakit kucing yang satu ini menjadi misteri dan tidak diketahui penyebabnya. Setelah dilakukan penelitian, akhirnya diketahui bartonellosis erat hubungannya dengan cakaran kucing. Penyebab penyakit ini adalah bartonellosis sp. Tingkat keparahan penyakit relative ringan dan dapat disembuhkan secara spontan.
Apakah penyebab bartonellosis ?
bartonellosis sp adalah bakteri yang mempunyau sifat sebagai gram negative. Dikenal dengan nama bartonella henselae, dahulu disebut Rochalimaea henselae. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan para ahli, disinyalir bahwa bakteri tersebut mempunyai hubungan dekat dengan rochalimaea quintana yang merupakan penyebab dari penyakit trench fever. B henselae dapat diisolasi dari kucing yang terinfeksi secara bakterimia/ demam dalam waktu yang panjang akan tetapi tidak disertai gejala yang jelas.
Bagaimana cara penularannya ?
penyakit ini adalah penyakit yang bersifat zoonosis, manusia dapat terinfeksi penyakit ini lewat kontak dengan kucing melalui cakaran, gigitan ataupun jilatan pada kulit yang luka. Kucing yang terinfeksi juga tidak menunjukkan gejal yang jelas. Artinya bila ada cakaran kucing pada kulit manusia maka segeralah diobati.
Bagaimana Gejala Klinik bartonellosis ?
pada hewan yang terinfeksi tidak ada gejala klinik secara spesific, penularan secara eksperimental dapat dibuktikan, yaitu setelah terjadi peularan maka kucing akan mengalami demam selama 2-3 hari dan muncul gangguan syaraf dalam jangka pendek. Masa inkubasi penyakit ini pada manusia bervariasi antara 3-10 hari sejak terjadinya penularan baik berupa cakaran, gigitan ataupun jilatan pada luka. Lesi primer penyakit diawali dengan adanya papula berwarna kemerah-merahan pada tempat infeksi. Beberapa hari setelah itu akan muncul kebengkakan pada kelenjar limfe regional. Ditandai dengan adanya rasa nyeri saat dilakukan palpasi. Rasa sakit itu bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Pada beberapa kejadian timbul nanah pada pasien yang terinfeksi, sekitar 25%. Meskipun bartonellosis adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri, 10% dari kasus disertai tonsilitis, ensefalitis, serebal arteritis, transverse myelitis, hepatitis granulomatosa, splenitis, osteolisis, pneumonia, pleural effusion dan trombocytopenic purpura.
Obat apa saja yang dapat diberikan ?
Pengobatan penyakit bartonellosis dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik seperti spirofloksasin, doksisikllin, eritromisisn, gentamisin dan asitromisin.